Senin, 24 Juni 2013

budidaya karet




BUDIDAYA KARET

            Saat ini karet yang banyak dI Indonesia adalah jenis Brasiliensis, klasifikasi botan tanaman tersebut adalah sebagai berikut :
            Divisi            : Spermatophyta
            Subdivisi       : Angiospermae
            Kelas            : Dicotiledonae
            Family         : Euphorbiaceae
            Genus           : Hevea
            Species         : Hevea Brasliensis
            Karet cukup baik dikemabnagkan didaerah lahan yang cukup kering, beriklim basah seperti Indonesia. Tanaman karet memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan komoditas lainnya, yaitu: (1) dapat tumbuh pada berbagai kondisi dan jenis lahan, serta masih mampu dipanen hasilnya meskipun pada tanah yang tidak subur, (2) mampu membentuk ekologi hutan, yang pada umumnya terdapat pada daerah lahan kering beriklim basah, sehingga karet cukup baik untuk menanggulangi lahan kritis, (3) dapat memberikan pendapatan harian bagi petani yang mengusahakannya, dan (4) memiliki prospek harga yang cukup baik, karena kebutuhan karet dunia semakin meningkat setelah Cina membuka pasar baru bagi karet Indonesia (http://primatani.litbang.deptan.go.id, 2006).



SYARAT TUMBUH

            Tanaman karet dapat tumbuh baik dan berproduksi yang tinggi pada kondisi tanah dan iklim sebagai berikut :
*              Didataran rendah sampai dengfan ketinggian 200 m diatas permukaan laut, suhu           optimal    280 °C.
*              Jenis tanah mulai dari Vulkanis Muda, Tua dan Aluvial sampai tanah Gambut dengan drainase dan aerase yang baik, tidak tergenang air. pH tanah bervariasi dari 3,0 – 8,0.
*              Curah Hujan 2.000 – 4.000 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 100 – 150 kali.

            Karet cukup baik dikembangkan dilahan kering beriklim basah. Tanaman karet memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan komoditas lainnya yaitu dapat tumbuh pada berbagai kondisi  dan jenis lahan, serta masih mampu dipanen hasilnya meskipun pada lahan yang kurang subur. Selain itu Karet mampu membentuk ekologi hutan, yang pada umumnya terdapat pada daerah lahan kering beriklim basah, sehingga karet cukup baik utnuk menanggulangi lahan kritis. Dapat memberikan pendapatan harian bagi petani yang mengusahakannya dan memiliki prospek harga yang cukup baik karena kebutuhan karet dunia semakin meningkat setelah China membuka pasar baru  bagi Karet Indonesia.


PEMBIBITAN

            Perbanykan tanaman karet dapat dilakukan secara generatif maupun vegetatif. Namun demikian cara perbanyakan yang lebih menguntungkan adalah secara vegetatif yauitu dengan okulasi tanaman. Okulasi sebaiknya dilaksanakan pada awal atau akhir musin hujan dengan tahapan sebagai berikut :
*              Buatlah jendela apada batang bawah ± 5 – 10 cm dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar ½ - ¾ cm.
*              Buatlah perisai pada entres dengan ukuran lebih kecil dari jendela dan mata diambil dari ketiak daun.
*              Bukalah jendela pada batang bawah kemudian selipkan perisai diantara kulit jendela dan cambium.
*              Tutuplah kulit jendela kemudian dibalut dengan plastic Okulasi yang tebalnya 0,04 mm.
*              2 minggu setelah penempelan, pembalut dibuka dan periksalah perisai.
*              Potonglah batang bawah pada ketinggian 10 cm diatas tempelan dengan arah pemotongan miring.

Klon – klon yang dianjurkan sebagai bibit batang bawah adalah :
GT1, LCB, 1320 dan PR 228.


PENANAMAN

*              Lahan yang ingin digunakan diolah sebaik mungkin sebelumnya.
*              Lakukan pengairan utnuk mengatur letak tanaman dalam barisan.
*              Luka potongan akar tunggal dan akar lateral diolesi dengan pasta Rootone F dengan dosis 125 mg ditambah dengan air 0,5 ml untuk satu stump.
*              Pembungkus okulasi ilepas agar tidak menggangu pertumbuhan dan bibit siap tanam.
me2dza_10@yahoo.com