BUDIDAYA KARET
Saat ini karet yang banyak dI Indonesia adalah jenis
Brasiliensis, klasifikasi botan tanaman tersebut adalah sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotiledonae
Family : Euphorbiaceae
Genus : Hevea
Species : Hevea Brasliensis
Karet cukup baik dikemabnagkan
didaerah lahan yang cukup kering, beriklim basah seperti Indonesia. Tanaman karet memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan dengan komoditas lainnya, yaitu: (1) dapat
tumbuh pada berbagai kondisi dan jenis lahan, serta masih mampu dipanen
hasilnya meskipun pada tanah yang tidak subur, (2) mampu membentuk ekologi
hutan, yang pada umumnya terdapat pada daerah lahan kering beriklim basah,
sehingga karet cukup baik untuk menanggulangi lahan kritis, (3) dapat
memberikan pendapatan harian bagi petani yang mengusahakannya, dan (4) memiliki
prospek harga yang cukup baik, karena kebutuhan karet dunia semakin meningkat
setelah Cina membuka pasar baru bagi karet Indonesia
(http://primatani.litbang.deptan.go.id, 2006).
SYARAT
TUMBUH
Tanaman karet dapat tumbuh baik dan
berproduksi yang tinggi pada kondisi tanah dan iklim sebagai berikut :
*
Didataran
rendah sampai dengfan ketinggian 200 m diatas permukaan laut, suhu optimal 280 °C.
*
Jenis
tanah mulai dari Vulkanis Muda, Tua dan Aluvial sampai tanah Gambut dengan
drainase dan aerase yang baik, tidak tergenang air. pH tanah bervariasi dari
3,0 – 8,0.
*
Curah
Hujan 2.000 – 4.000 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 100 – 150 kali.
Karet cukup baik dikembangkan
dilahan kering beriklim basah. Tanaman karet memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan komoditas lainnya yaitu dapat tumbuh pada berbagai
kondisi dan jenis lahan, serta masih
mampu dipanen hasilnya meskipun pada lahan yang kurang subur. Selain itu Karet
mampu membentuk ekologi hutan, yang pada umumnya terdapat pada daerah lahan
kering beriklim basah, sehingga karet cukup baik utnuk menanggulangi lahan
kritis. Dapat memberikan pendapatan harian bagi petani yang mengusahakannya dan
memiliki prospek harga yang cukup baik karena kebutuhan karet dunia semakin
meningkat setelah China membuka pasar baru
bagi Karet Indonesia.
PEMBIBITAN
Perbanykan tanaman karet dapat
dilakukan secara generatif maupun vegetatif. Namun demikian cara perbanyakan
yang lebih menguntungkan adalah secara vegetatif yauitu dengan okulasi tanaman.
Okulasi sebaiknya dilaksanakan pada awal atau akhir musin hujan dengan tahapan
sebagai berikut :
*
Buatlah
jendela apada batang bawah ± 5 – 10 cm dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar ½ -
¾ cm.
*
Buatlah
perisai pada entres dengan ukuran lebih kecil dari jendela dan mata diambil
dari ketiak daun.
*
Bukalah
jendela pada batang bawah kemudian selipkan perisai diantara kulit jendela dan
cambium.
*
Tutuplah
kulit jendela kemudian dibalut dengan plastic Okulasi yang tebalnya 0,04 mm.
*
2
minggu setelah penempelan, pembalut dibuka dan periksalah perisai.
*
Potonglah
batang bawah pada ketinggian 10 cm diatas tempelan dengan arah pemotongan
miring.
Klon – klon yang
dianjurkan sebagai bibit batang bawah adalah :
GT1, LCB, 1320 dan
PR 228.
PENANAMAN
*
Lahan
yang ingin digunakan diolah sebaik mungkin sebelumnya.
*
Lakukan
pengairan utnuk mengatur letak tanaman dalam barisan.
*
Luka
potongan akar tunggal dan akar lateral diolesi dengan pasta Rootone F dengan dosis 125 mg ditambah
dengan air 0,5 ml untuk satu stump.
*
Pembungkus
okulasi ilepas agar tidak menggangu pertumbuhan dan bibit siap tanam.
me2dza_10@yahoo.com