Rabu, 03 Juli 2013

TEHNIK OKULASI TANAMAN KARET

Kontak email.me2dza_10@yahoo.com
Gmail: me2dza@gmail.com

TEKNIK OKULASI KARET

( Hevea Brasilliensis )

memedazzawest.blogspot.com


Okulasi pohon karet merupakan suatu rangkaian usaha untuk memperoleh bahan tanam yang baik dan merupakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan sejak dari seleksi biji dan pengecambahan.
Macam okulasi ada 2 yaitu okulasi hijau (green budding) dan okulasi coklat (brown budding). Okulasi hijau dilaksanakan pada bibit umur 5-6 bulan dan okulasi coklat umur 9-10 bulan.
    1. Pada okulasi hijau : entres diperoleh dari cabang dengan 2 payung berumur 5-6 bulan dengan payung berwarna hijau tua segar.
    2. Pada okulasi coklat : dilaksanakan pada bibit umur 9-10 bulan. Entres yang digunakan berumur 6-12 bulan dan berwarna coklat.
Sehubungan dengan tersedianya biji di kebun-kebun Jawa Tengah pada bulan Maret/ April maka agar penanaman ke polybag tepat waktu dan dapat tersedia bibit siap salur 2-3 payung okulasi menggunakan sistem brown budding/ okulasi coklat.

Alat-alat okulasi
Pisau okulasi yang tajam
Pembalut plastik untuk membalut jendela pada batang bawah
Batang pisang untuk meletakkan kayu entres
Lap bersih yang dibalutkan dipergelangan tangan untuk membersihkan pisau okulasi.
Lap untuk membersihkan getah pada jendela batang bawah dan kayu entres
Batu asah untuk mengasah pisau okulasi

Jenis-jenis mata okulasi
Mengetahui jenis-jenis mata okulasi adalah sangat penting agar okulasi yang dilaksanakan tidak sia-sia dan tingkat keberhasilannya tinggi. Jenis-jenis mata okulasi, yaitu :
Mata sisik : terdapat pada ujung internodia, pertumbuhannya paling lambat. Kurang baik untuk okulasi.
Mata prima : mata tunas yang terletak diketiak daun. Mata inilah yang terbaik untuk okulasi. Letaknya dibagian tengah internodia. Jumlahnya tiap meter kayu entres terdapat 15-20 mata okulasi.
Mata palsu : mata tunas yang tidak pada ketiak daun, berada dibagian paling bawah internodia, jumlahnya antara 3-5 mata. Bila mata ini digunakan untuk okulasi tidak akan tumbuh.


A. Cara Okulasi
Pertama :
- Membuat jendela okulasi pada batang bawah dengan cara mengiris dengan membungkukkan badan. Tinggi sisi kanan dan kiri jendela teratas adalah 10 cm dari tanah sedang tinggi sisi kanan dan kiri jendela terbawah adalah 4 cm dari tanah.
Tinggi sisi kanan dan kiri jendela okulasi pada batang bawah dilakukan berturut-turut untuk 20 pohon, kemudian kembali ke tempat kayu entres yang sudah disediakan terlebih dahulu untuk mengambil mata okulasi.
Tinggi sisi kanan dan kiri jendela teratas ± 10 cm dari tanah
Tinggi sisi kanan dan kiri jendela terbawah ± 4 cm dari tanah.
Pembuatan jendela pada batang bawah dapat dilakukan dengan bukaan ke atas dan bukaan ke bawah.

Kedua :
Mengambil mata okulasi dari kayu entres dilakukan dengan cara membuat jendela pada batang bawah. Mata okulasi yang idambil adalah mata okulasi yang dapat digunakan (mata okulasi hidup).
Kesiapan batang bawah yang dapat dilakukan okulasi adalah saat daun karet pada paying teratas sudah tua, jika daun pada paying teratas masih muda, tanaman karet akan tumbuh kurang baik.
Rata-rata tanaman yang diokulasi baik batang bawah atau batang atas (entres) minimal mempunyai 2 payung.
Kayu entres harus diletakkan pada batang pisang supaya mata okulasi tidak rusak. Sebelum membuat jendela untuk mengambil mata okulasi, getah yang melekat pada pisau okulasi harus dibersihkan dahulu dengan lap bersih diikatkan pada pergelangan tangan kiri.
Untuk membuat jendela okulasi pada batang bawah dan membuat jendela pada kayu entres untuk mengambil mata okulasi , diperlukan pisau okulasi yang tajam. Pisau okulasi yang tidak tajam (majal) akan mengakibatkan mata okulasi yang diambil menjadi sobek/ pecah dan akan mati jika disambungkan dengan batang bawah, irisan menjadi berat dan keseluruhan pekerjaan okulasi menjadi lambat.


Ketiga :
Membuka jendela pada batang bawah, menempelkan mata okulasi dan membalut jendela pada batang bawah. Sebelum membuka jendela pada batang bawah getah yang keluar dari irisan pembuatan jendela harus dibersihkan dahulu dengan kain. Teknik pengambilan mata okulasi dan menempelkannya pada batang bawah yaitu:
Setelah membuat jendela pada kayu entres dan mengirisnya, pangkal irisan dipotong dengan pisau okulasi.
Langkah selanjutnya adalah memotong ujung irisan dan langsung mengambil mata okulasi untuk ditempelkan pada batang bawah.
Waktu yang tepat untuk melakukan okulasi adalah jam 06.00 – 10.00 pagi dan jam 15.00 – 17.00 sore.

B. Pemeriksaan hasil okulasi :
Pemeriksaan pertama : 2 minggu setelah okulasi, plastik pembalut dibuka. Bila mata entres masih berwarna hijau berarti hidup dan bila berwarna coklat kehitaman mati. Yang mati diberi tanda dengan daun/ plastik yang diselipkan diatas jendela okulasi setinggi ± 20 cm. Dilakukan okulasi ulang terhadap okulasi yang gagal.
Pemeriksaan kedua : 2 minggu setelah pemeriksaan pertama, yang mati diberi tanda seperti pemeriksaan pertama.
Pemeriksaan ketiga : 1 minggu setelah pemeriksaan kedua yang hidup diberi tanda berupa totolan cat 1 cm di samping atas jendela dengan ketentuan warna berdasarkan klon sebagai berikut :



Klon
Warna
BPM 1
Biru
BPM 24
Merah
RRIC 100
Putih
IRR 118
Hitam
PB 260
Kuning
PB 330
Hijau
PB 340
Coklat
IRR 39
Hijau Putih

C. Pemotongan/ penyerongan bibit
Hal yang perlu diperhatikan sebelum pemotongan bibit sebagai berikut :
Sebelum dilakukan pemotongan dilakukan pemberian pupuk N dengan dosis 20 gram/ pohon.
Dilakukan 2-4 minggu sebelum dipindah ke polybag dilakukan pemotongan dengan cara menyerong dari atas tempat okulasi miring ke bawah pada batang yang tidak diokulasi setinggi ± 3 cm diatas jendela okulasi dengan luka bekas potongan dengan parafin.

Dongkel bibit
Setelah dilakukan penyerongan, 2-4 minggu kemudian mata okulasi mulai bengkak. Pada stadia ini adalah saat terbaik untuk memindahkan bibit ke dalam polybag. Hal ini dikarenakan jika bibit dipindah ketika sudah tumbuh tunas akan terjadi kerusakan dalam pengangkutan maupun kematian dalam penanaman polybag. Cara mendongkel bibit harus sampai ujung akar, kemudian tunggangnya dipotong menyerong minimal sepanjang 40-45 cm dari leher akar.

Pembibitan polybag
Ukuran polybag yang digunakan adalah 50 x 25 cm dan tebal 0,10 – 0,15 mm serta berwarna hitam. Agar sirkulasi air dan udara berjalan dengan baik, maka polybag diberi lubang kecil-kecil di bagian bawah dan samping polybag.

a. Pengisian polybag
Tanah yang digunakan untuk mengisi polybag adalah tanah lapisan atas (top soil) yang subur dan mengandung bahan organik. Tanah tersebut kemudian diayak untuk memisahkan dari sisa-sisa akar dan kayu yang dapat menjadi sumber penyakit.
Sebelum dimasukkan ke dalam polybag, tanah yang sudah diayak dicampur dengan pupuk Rock Phosphate 50 gr/ polybag. Untuk mencegah serangan Jamur Akar Puth (JAP), media polybag dicampur dengan belerang 20-25 gr/polybag.


b. Menyusun polybag
Polybag disusun pada parit yang telah dibuat dengan ukuran lebar 40 cm dan kedalaman 15 cm. Arah parit Utara-Selatan dan mata okulasi dihadapkan ke Timur-Barat untuk memudahkan pemeliharaan.
Jarak antar parit polybag antara 60-100 cm sesuai dengan sasaran jumlah paying, untuk paying 3 minimal berjarak 80 cm.

c. Menanam dalam polybag
Pekerjaan dalam penanaman meliputi beberapa tim yaitu:
Tim dongkel bibit dan transportasi, dimana bibit yang didongkel sesegera mungkin untuk dilakukan seleksi dan penanaman.
Tim seleksi mempunyai tugas diantaranya :
Ø  Mengelompokkan bibit sesuai ukuran besar dan kecil.
Ø  Memisahkan stump dengan perakaran yang lurus (baik) dan bercabang/ bengkok dan terserang JAP dibuang.
Ø  Memotong akar lateral ± 1-2 cm dari akar tunggang.
Ø  Merapikan stump dengan melakukan pemotongan ± 40 cm diukur dari leher akar.
Ø  Merendam selama ± 5 menit dalam larutan bayleton 250 EC.
Ø  Mengoleksi bekas luka potongan dengan dengan Rootone F/ sejenis dalam bentuk pasta.
Ø   
3. Tim penanam bertugas :
Polybag yang telah terisi tanah disiram sampai jenuh selama 3 hari berturut-turut.
Tanah dalam polybag dipadatkan dengan cara menusukkan batang kayu/ sejenisnya ke dalam tanah beberapa kali sampai merata dan padat.
Untuk memudahkan penanaman, tanah pada polybag dibuat lubang pada bagian tengahnya dengan tugal/kayu.
Okulasi Mata Tidur (OMT) yang sudah diseleksi, dipisahkan dan ditanam dengan cara memasukkan akar dengan arah mata okulasi seragam dan bertolak belakang.
Tanah dipadatkan sampai pada leher akar dan menjaga kerusakan akar hingga tidak ada rongga udara yang menyebabkan pembusukan akar dan segera dilakukan penyiraman.
Dalam penanaman juga diperhatikan estetika, yaitu kelurusan penanaman dalam barisan menggunakan tambang.



Senin, 24 Juni 2013

budidaya karet




BUDIDAYA KARET

            Saat ini karet yang banyak dI Indonesia adalah jenis Brasiliensis, klasifikasi botan tanaman tersebut adalah sebagai berikut :
            Divisi            : Spermatophyta
            Subdivisi       : Angiospermae
            Kelas            : Dicotiledonae
            Family         : Euphorbiaceae
            Genus           : Hevea
            Species         : Hevea Brasliensis
            Karet cukup baik dikemabnagkan didaerah lahan yang cukup kering, beriklim basah seperti Indonesia. Tanaman karet memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan komoditas lainnya, yaitu: (1) dapat tumbuh pada berbagai kondisi dan jenis lahan, serta masih mampu dipanen hasilnya meskipun pada tanah yang tidak subur, (2) mampu membentuk ekologi hutan, yang pada umumnya terdapat pada daerah lahan kering beriklim basah, sehingga karet cukup baik untuk menanggulangi lahan kritis, (3) dapat memberikan pendapatan harian bagi petani yang mengusahakannya, dan (4) memiliki prospek harga yang cukup baik, karena kebutuhan karet dunia semakin meningkat setelah Cina membuka pasar baru bagi karet Indonesia (http://primatani.litbang.deptan.go.id, 2006).



SYARAT TUMBUH

            Tanaman karet dapat tumbuh baik dan berproduksi yang tinggi pada kondisi tanah dan iklim sebagai berikut :
*              Didataran rendah sampai dengfan ketinggian 200 m diatas permukaan laut, suhu           optimal    280 °C.
*              Jenis tanah mulai dari Vulkanis Muda, Tua dan Aluvial sampai tanah Gambut dengan drainase dan aerase yang baik, tidak tergenang air. pH tanah bervariasi dari 3,0 – 8,0.
*              Curah Hujan 2.000 – 4.000 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 100 – 150 kali.

            Karet cukup baik dikembangkan dilahan kering beriklim basah. Tanaman karet memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan komoditas lainnya yaitu dapat tumbuh pada berbagai kondisi  dan jenis lahan, serta masih mampu dipanen hasilnya meskipun pada lahan yang kurang subur. Selain itu Karet mampu membentuk ekologi hutan, yang pada umumnya terdapat pada daerah lahan kering beriklim basah, sehingga karet cukup baik utnuk menanggulangi lahan kritis. Dapat memberikan pendapatan harian bagi petani yang mengusahakannya dan memiliki prospek harga yang cukup baik karena kebutuhan karet dunia semakin meningkat setelah China membuka pasar baru  bagi Karet Indonesia.


PEMBIBITAN

            Perbanykan tanaman karet dapat dilakukan secara generatif maupun vegetatif. Namun demikian cara perbanyakan yang lebih menguntungkan adalah secara vegetatif yauitu dengan okulasi tanaman. Okulasi sebaiknya dilaksanakan pada awal atau akhir musin hujan dengan tahapan sebagai berikut :
*              Buatlah jendela apada batang bawah ± 5 – 10 cm dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar ½ - ¾ cm.
*              Buatlah perisai pada entres dengan ukuran lebih kecil dari jendela dan mata diambil dari ketiak daun.
*              Bukalah jendela pada batang bawah kemudian selipkan perisai diantara kulit jendela dan cambium.
*              Tutuplah kulit jendela kemudian dibalut dengan plastic Okulasi yang tebalnya 0,04 mm.
*              2 minggu setelah penempelan, pembalut dibuka dan periksalah perisai.
*              Potonglah batang bawah pada ketinggian 10 cm diatas tempelan dengan arah pemotongan miring.

Klon – klon yang dianjurkan sebagai bibit batang bawah adalah :
GT1, LCB, 1320 dan PR 228.


PENANAMAN

*              Lahan yang ingin digunakan diolah sebaik mungkin sebelumnya.
*              Lakukan pengairan utnuk mengatur letak tanaman dalam barisan.
*              Luka potongan akar tunggal dan akar lateral diolesi dengan pasta Rootone F dengan dosis 125 mg ditambah dengan air 0,5 ml untuk satu stump.
*              Pembungkus okulasi ilepas agar tidak menggangu pertumbuhan dan bibit siap tanam.
me2dza_10@yahoo.com