Jumat, 18 Oktober 2013
Rabu, 03 Juli 2013
TEHNIK OKULASI TANAMAN KARET
Kontak email.me2dza_10@yahoo.com
Gmail: me2dza@gmail.com
Gmail: me2dza@gmail.com
TEKNIK OKULASI KARET
( Hevea Brasilliensis )
memedazzawest.blogspot.com
Okulasi pohon karet merupakan suatu rangkaian usaha untuk
memperoleh bahan tanam yang baik dan merupakan rangkaian yang tidak dapat
dipisahkan sejak dari seleksi biji dan pengecambahan.
Macam okulasi ada 2 yaitu okulasi hijau (green budding)
dan okulasi coklat (brown budding). Okulasi hijau dilaksanakan pada
bibit umur 5-6 bulan dan okulasi coklat umur 9-10 bulan.
- Pada okulasi hijau : entres diperoleh dari cabang dengan 2 payung berumur 5-6 bulan dengan payung berwarna hijau tua segar.
- Pada okulasi coklat : dilaksanakan pada bibit umur 9-10 bulan. Entres yang digunakan berumur 6-12 bulan dan berwarna coklat.
Sehubungan
dengan tersedianya biji di kebun-kebun Jawa Tengah pada bulan Maret/ April maka
agar penanaman ke polybag tepat waktu dan dapat tersedia bibit siap salur 2-3
payung okulasi menggunakan sistem brown budding/ okulasi coklat.
Alat-alat okulasi
Pisau okulasi yang tajam
Pembalut plastik untuk membalut jendela pada batang bawah
Batang pisang untuk meletakkan kayu entres
Lap bersih yang dibalutkan dipergelangan tangan untuk
membersihkan pisau okulasi.
Lap untuk membersihkan getah pada jendela batang bawah dan
kayu entres
Batu asah untuk mengasah pisau okulasi
Jenis-jenis
mata okulasi
Mengetahui jenis-jenis mata okulasi adalah sangat penting
agar okulasi yang dilaksanakan tidak sia-sia dan tingkat keberhasilannya
tinggi. Jenis-jenis mata okulasi, yaitu :
Mata sisik : terdapat pada ujung internodia,
pertumbuhannya paling lambat. Kurang baik untuk okulasi.
Mata prima : mata tunas yang terletak diketiak
daun. Mata inilah yang terbaik untuk okulasi. Letaknya dibagian tengah
internodia. Jumlahnya tiap meter kayu entres terdapat 15-20 mata okulasi.
Mata palsu : mata tunas yang tidak pada ketiak
daun, berada dibagian paling bawah internodia, jumlahnya antara 3-5 mata. Bila
mata ini digunakan untuk okulasi tidak akan tumbuh.
A. Cara Okulasi
Pertama :
-
Membuat jendela okulasi pada batang bawah dengan cara mengiris dengan
membungkukkan badan. Tinggi sisi kanan dan kiri jendela teratas adalah 10 cm
dari tanah sedang tinggi sisi kanan dan kiri jendela terbawah adalah 4 cm dari
tanah.
Tinggi sisi kanan dan kiri jendela
okulasi pada batang bawah dilakukan berturut-turut untuk 20 pohon, kemudian
kembali ke tempat kayu entres yang sudah disediakan terlebih dahulu untuk
mengambil mata okulasi.
Tinggi
sisi kanan dan kiri jendela teratas ± 10 cm dari tanah
Tinggi
sisi kanan dan kiri jendela terbawah ± 4 cm dari tanah.
Pembuatan jendela pada batang bawah
dapat dilakukan dengan bukaan ke atas dan bukaan ke bawah.
Kedua :
Mengambil
mata okulasi dari kayu entres dilakukan dengan cara membuat jendela pada batang
bawah. Mata okulasi yang idambil adalah mata okulasi yang dapat digunakan (mata
okulasi hidup).
Kesiapan
batang bawah yang dapat dilakukan okulasi adalah saat daun karet pada paying
teratas sudah tua, jika daun pada paying teratas masih muda, tanaman karet akan
tumbuh kurang baik.
Rata-rata
tanaman yang diokulasi baik batang bawah atau batang atas (entres) minimal
mempunyai 2 payung.
Kayu
entres harus diletakkan pada batang pisang supaya mata okulasi tidak rusak.
Sebelum membuat jendela untuk mengambil mata okulasi, getah yang melekat pada
pisau okulasi harus dibersihkan dahulu dengan lap bersih diikatkan pada
pergelangan tangan kiri.
Untuk
membuat jendela okulasi pada batang bawah dan membuat jendela pada kayu entres
untuk mengambil mata okulasi , diperlukan pisau okulasi yang tajam. Pisau
okulasi yang tidak tajam (majal) akan mengakibatkan mata okulasi yang diambil
menjadi sobek/ pecah dan akan mati jika disambungkan dengan batang bawah,
irisan menjadi berat dan keseluruhan pekerjaan okulasi menjadi lambat.
Ketiga :
Membuka jendela pada batang bawah, menempelkan mata okulasi
dan membalut jendela pada batang bawah. Sebelum membuka jendela pada batang
bawah getah yang keluar dari irisan pembuatan jendela harus dibersihkan dahulu
dengan kain. Teknik pengambilan mata okulasi dan menempelkannya pada batang
bawah yaitu:
Setelah membuat jendela pada kayu entres dan mengirisnya,
pangkal irisan dipotong dengan pisau okulasi.
Langkah selanjutnya adalah memotong ujung irisan dan
langsung mengambil mata okulasi untuk ditempelkan pada batang bawah.
Waktu yang tepat untuk melakukan okulasi adalah jam 06.00 –
10.00 pagi dan jam 15.00 – 17.00 sore.
B. Pemeriksaan hasil okulasi :
Pemeriksaan pertama : 2 minggu setelah okulasi, plastik
pembalut dibuka. Bila mata entres masih berwarna hijau berarti hidup dan bila
berwarna coklat kehitaman mati. Yang mati diberi tanda dengan daun/ plastik
yang diselipkan diatas jendela okulasi setinggi ± 20 cm. Dilakukan okulasi
ulang terhadap okulasi yang gagal.
Pemeriksaan kedua : 2 minggu setelah pemeriksaan pertama,
yang mati diberi tanda seperti pemeriksaan pertama.
Pemeriksaan ketiga : 1 minggu setelah pemeriksaan kedua yang
hidup diberi tanda berupa totolan cat 1 cm di samping atas jendela dengan
ketentuan warna berdasarkan klon sebagai berikut :
Klon
|
Warna
|
BPM 1
|
Biru
|
BPM 24
|
Merah
|
RRIC 100
|
Putih
|
IRR 118
|
Hitam
|
PB 260
|
Kuning
|
PB 330
|
Hijau
|
PB 340
|
Coklat
|
IRR 39
|
Hijau Putih
|
C.
Pemotongan/ penyerongan bibit
Hal
yang perlu diperhatikan sebelum pemotongan bibit sebagai berikut :
Sebelum dilakukan pemotongan
dilakukan pemberian pupuk N dengan dosis 20 gram/ pohon.
Dilakukan
2-4 minggu sebelum dipindah ke polybag dilakukan pemotongan dengan cara
menyerong dari atas tempat okulasi miring ke bawah pada batang yang tidak
diokulasi setinggi ± 3 cm diatas jendela okulasi dengan luka bekas potongan
dengan parafin.
Dongkel
bibit
Setelah
dilakukan penyerongan, 2-4 minggu kemudian mata okulasi mulai bengkak. Pada
stadia ini adalah saat terbaik untuk memindahkan bibit ke dalam polybag. Hal
ini dikarenakan jika bibit dipindah ketika sudah tumbuh tunas akan terjadi
kerusakan dalam pengangkutan maupun kematian dalam penanaman polybag. Cara
mendongkel bibit harus sampai ujung akar, kemudian tunggangnya dipotong
menyerong minimal sepanjang 40-45 cm dari leher akar.
Pembibitan
polybag
Ukuran
polybag yang digunakan adalah 50 x 25 cm dan tebal 0,10 – 0,15 mm serta
berwarna hitam. Agar sirkulasi air dan udara berjalan dengan baik, maka polybag
diberi lubang kecil-kecil di bagian bawah dan samping polybag.
a. Pengisian polybag
Tanah
yang digunakan untuk mengisi polybag adalah tanah lapisan atas (top soil) yang
subur dan mengandung bahan organik. Tanah tersebut kemudian diayak untuk
memisahkan dari sisa-sisa akar dan kayu yang dapat menjadi sumber penyakit.
Sebelum
dimasukkan ke dalam polybag, tanah yang sudah diayak dicampur dengan pupuk Rock
Phosphate 50 gr/ polybag. Untuk mencegah serangan Jamur Akar Puth (JAP), media
polybag dicampur dengan belerang 20-25 gr/polybag.
b. Menyusun polybag
Polybag disusun pada parit yang telah dibuat dengan ukuran
lebar 40 cm dan kedalaman 15 cm. Arah parit Utara-Selatan dan mata okulasi
dihadapkan ke Timur-Barat untuk memudahkan pemeliharaan.
Jarak antar parit polybag antara 60-100 cm sesuai dengan
sasaran jumlah paying, untuk paying 3 minimal berjarak 80 cm.
c. Menanam dalam polybag
Pekerjaan dalam penanaman meliputi beberapa tim yaitu:
Tim
dongkel bibit dan transportasi, dimana bibit yang didongkel sesegera mungkin
untuk dilakukan seleksi dan penanaman.
Tim
seleksi mempunyai tugas diantaranya :
Ø Mengelompokkan bibit sesuai ukuran
besar dan kecil.
Ø Memisahkan stump dengan perakaran
yang lurus (baik) dan bercabang/ bengkok dan terserang JAP dibuang.
Ø Memotong akar lateral ± 1-2 cm dari
akar tunggang.
Ø Merapikan stump dengan melakukan
pemotongan ± 40 cm diukur dari leher akar.
Ø Merendam selama ± 5 menit dalam
larutan bayleton 250 EC.
Ø Mengoleksi bekas luka potongan
dengan dengan Rootone F/ sejenis dalam bentuk pasta.
Ø
3. Tim penanam bertugas :
Polybag yang telah terisi tanah disiram sampai jenuh selama
3 hari berturut-turut.
Tanah dalam polybag dipadatkan dengan cara menusukkan batang
kayu/ sejenisnya ke dalam tanah beberapa kali sampai merata dan padat.
Untuk memudahkan penanaman, tanah pada polybag dibuat lubang
pada bagian tengahnya dengan tugal/kayu.
Okulasi Mata Tidur (OMT) yang sudah diseleksi, dipisahkan
dan ditanam dengan cara memasukkan akar dengan arah mata okulasi seragam dan
bertolak belakang.
Tanah dipadatkan sampai pada leher akar dan menjaga
kerusakan akar hingga tidak ada rongga udara yang menyebabkan pembusukan akar
dan segera dilakukan penyiraman.
Dalam penanaman juga diperhatikan estetika, yaitu kelurusan
penanaman dalam barisan menggunakan tambang.
Selasa, 02 Juli 2013
Senin, 24 Juni 2013
budidaya karet
BUDIDAYA KARET
Saat ini karet yang banyak dI Indonesia adalah jenis
Brasiliensis, klasifikasi botan tanaman tersebut adalah sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotiledonae
Family : Euphorbiaceae
Genus : Hevea
Species : Hevea Brasliensis
Karet cukup baik dikemabnagkan
didaerah lahan yang cukup kering, beriklim basah seperti Indonesia. Tanaman karet memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan dengan komoditas lainnya, yaitu: (1) dapat
tumbuh pada berbagai kondisi dan jenis lahan, serta masih mampu dipanen
hasilnya meskipun pada tanah yang tidak subur, (2) mampu membentuk ekologi
hutan, yang pada umumnya terdapat pada daerah lahan kering beriklim basah,
sehingga karet cukup baik untuk menanggulangi lahan kritis, (3) dapat
memberikan pendapatan harian bagi petani yang mengusahakannya, dan (4) memiliki
prospek harga yang cukup baik, karena kebutuhan karet dunia semakin meningkat
setelah Cina membuka pasar baru bagi karet Indonesia
(http://primatani.litbang.deptan.go.id, 2006).
SYARAT
TUMBUH
Tanaman karet dapat tumbuh baik dan
berproduksi yang tinggi pada kondisi tanah dan iklim sebagai berikut :
*
Didataran
rendah sampai dengfan ketinggian 200 m diatas permukaan laut, suhu optimal 280 °C.
*
Jenis
tanah mulai dari Vulkanis Muda, Tua dan Aluvial sampai tanah Gambut dengan
drainase dan aerase yang baik, tidak tergenang air. pH tanah bervariasi dari
3,0 – 8,0.
*
Curah
Hujan 2.000 – 4.000 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 100 – 150 kali.
Karet cukup baik dikembangkan
dilahan kering beriklim basah. Tanaman karet memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan komoditas lainnya yaitu dapat tumbuh pada berbagai
kondisi dan jenis lahan, serta masih
mampu dipanen hasilnya meskipun pada lahan yang kurang subur. Selain itu Karet
mampu membentuk ekologi hutan, yang pada umumnya terdapat pada daerah lahan
kering beriklim basah, sehingga karet cukup baik utnuk menanggulangi lahan
kritis. Dapat memberikan pendapatan harian bagi petani yang mengusahakannya dan
memiliki prospek harga yang cukup baik karena kebutuhan karet dunia semakin
meningkat setelah China membuka pasar baru
bagi Karet Indonesia.
PEMBIBITAN
Perbanykan tanaman karet dapat
dilakukan secara generatif maupun vegetatif. Namun demikian cara perbanyakan
yang lebih menguntungkan adalah secara vegetatif yauitu dengan okulasi tanaman.
Okulasi sebaiknya dilaksanakan pada awal atau akhir musin hujan dengan tahapan
sebagai berikut :
*
Buatlah
jendela apada batang bawah ± 5 – 10 cm dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar ½ -
¾ cm.
*
Buatlah
perisai pada entres dengan ukuran lebih kecil dari jendela dan mata diambil
dari ketiak daun.
*
Bukalah
jendela pada batang bawah kemudian selipkan perisai diantara kulit jendela dan
cambium.
*
Tutuplah
kulit jendela kemudian dibalut dengan plastic Okulasi yang tebalnya 0,04 mm.
*
2
minggu setelah penempelan, pembalut dibuka dan periksalah perisai.
*
Potonglah
batang bawah pada ketinggian 10 cm diatas tempelan dengan arah pemotongan
miring.
Klon – klon yang
dianjurkan sebagai bibit batang bawah adalah :
GT1, LCB, 1320 dan
PR 228.
PENANAMAN
*
Lahan
yang ingin digunakan diolah sebaik mungkin sebelumnya.
*
Lakukan
pengairan utnuk mengatur letak tanaman dalam barisan.
*
Luka
potongan akar tunggal dan akar lateral diolesi dengan pasta Rootone F dengan dosis 125 mg ditambah
dengan air 0,5 ml untuk satu stump.
*
Pembungkus
okulasi ilepas agar tidak menggangu pertumbuhan dan bibit siap tanam.
me2dza_10@yahoo.com
Langganan:
Postingan (Atom)