TEKNIK OKULASI KARET
1. Sejarah
Sejak awal tibanya tanaman karet di
Indonesia sudah di usahakan menggandakan secara vegetatif, tetapi hasilnya
tidak memuaskan lalu van helten melakukan percobaan yang intensif dari tahun
1910-1113 untuk mencari teknik perbanyakan, tetapi tidak memiliki nilai praktis
kemudian di upayakan kerja sama dengan pengebun bojong datar dan pasir
waringin. Akhirnya van helten berhasil menemukan metode yang lebih baik yaitu
perbanyakan dengan okulasi. Dewasa ini dikenal 4 caara okulasi untuk penyediaan
bibit komersial yaitu: okulasi coklat , okulasi hijau, okulasi bertangkai, dan
okulasi mini
2. Pengertian
Okulasi adalah salah satui teknik
perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan menempelkan mata tunas dari suatu
tanaman kepada tanaman lain yang dapat bergabung( Kompatibel) yang bertujuan
menggabungkan sifat-sifat yang baik dari setiap komponen sehingga di peroleh
perumbuhan dan produksi yang baik. Prinsip okulasi sama yaitu penggabungan
batang bawah dengan batang atas, yang berbeda adalah umur batang bawah dan
batang atas yang digunakan sehingga perlu teknik tersendiri untuk mencapai
keberhasilan okulasi. Kebaikan yang diharapkan dari batang bawah secara umum
adalah sifat perakarannya yang baik, sedang dari batang atas adalah produksi
Latex yang baik. Bila bibit yang di okulasi ini di tumbuhkan dilapangan
dikatakan tanaman okulasi sedangkan tanaman asal biji yang di tumbuhkan
dilapangan disebut tanaman semai.
3. Teknik Okulasi Konvensional
Dikatakan
teknik okulasi konvensional karena metoda okulasi inilah yang umum digunakan
untuk mempersiapkan bentuk bahan tanaman secara komersial hingga munculnya
teknik yang baru yaitu: okulasi hijau (Green budding) okulasi konvesional ini
disebut juga okulasi coklat ( brown budding)
- Batang
bawah
Untuk
keberhasilan okulasi perlu diperhatikan syarat-syarat berikut:
- Batang bawah yang di anjurkan adalah
semaian klonaol GT1, AVROS 2037 dan LBC1320
- Bibit Semaian telah berumur 9 hingga
18 bulan batangnya sudah berwarna coklat dan mempnuyai 4-5 karangan daun dapat
juga digunakan yang berumur 6-9 bulan asal sudah berbatang coklat dan mempnyai
3-4 karangan daun
- Diameter batang telah mencapai 1,5-2
cm dan pertumbuhannya normal
- Kulit berada dalam stadia mudah
dilepas tidak lengket atau pada daun stadia daun tua
Taraf
pertumbuhan batang bawah sangat mempengaruhikeberhasilan okulasi,
pengokulasianpada stadia flush (bersemi) atau masa pembentukan payung daun
sangat rendah persentase okulasi yang jadi
3.2. - Batang Atas atau Entres
Sebagai batang atas di pilih klon
yang ssesuai dengan likungan ekologi yang bersangkutan dari klon-klon yang
dianjurkan terutama klon-klon yangdianjurkan dalam skla besar. Pemilihan klon
yang tepat akan menjamin produktivitas dikemudian hari
dalam jangka panjang.

3.3. - Mata Tunas
Ada
3 jenis mata atau kuncup tidur (Dorman) yang dikenal pada tanaman karet dan
satu mata bunga:
- Mata Ketiak: atau disebut juga mata
prima yang fitandai adanya bekas tangkai daun atau berda pada ketiak daun, bila
hendak digunakan terlebih dahulu dipangkas daunnya kira-kira 10 hari sebelum
dipotong di gunakan sebagai mata untuk okulasi coklat.
- Mata burung: ditandai adanya tangkai daun rudimenter. Yang digunakan untuk okulasi hijau.
- Mata sisik: mata yang terdapat dibawah kuncup daun-daun ( Flush) atau pada ujung payung daun. Digunakan untuk okulasi mini.
- Mata bunga: terdapat pada tanaman yang sudah masuk umur berbunga tidak dapt digunakan untuk okulasi.
- Mata burung: ditandai adanya tangkai daun rudimenter. Yang digunakan untuk okulasi hijau.
- Mata sisik: mata yang terdapat dibawah kuncup daun-daun ( Flush) atau pada ujung payung daun. Digunakan untuk okulasi mini.
- Mata bunga: terdapat pada tanaman yang sudah masuk umur berbunga tidak dapt digunakan untuk okulasi.
4. Teknik Okulasi Hijau
Disamping tekni okulasi konvensional
atau okulasi coklat dikembangkan pula metoda okulasi hijau kalau dalam okulasi
konvensional digunakan batang bawah yang sudah berwarna coklat maka dalam
okulasi hijau digunakan mata okulasi dari entres yang masih berwarna
hijau(green budwood). Berdasarkan warna komponen tersebut dikatakanlah okulasi
hijau.
4.1. - Batang bawah
Syarat-syarat
batang bawah okulasi hijau adalah sebagai berikut:
- Batang bawah yang di anjurkan adalah
semaian klonaol GT1, AVROS 2037 dan LBC1320.
- Bibit semaian batang bawah telah
berumur 3-5 bulan. Lazimnya berumur 5nulan yang leh mudah dapt juga digunakan
asal pertumbuhan dan batangnya sudah cukup besar.
- Diamer batang sebesar pensil atau
telah mencapai diameter 8- 12mm diukur pada pangkal batang
- Kulit berada dalam stadia mudah
dilepas tidak lengket atau pada stadia daun tua.
4.2. - Batang atas atau entres
Entres
atau kayu okulasi hijau digunakan tunas-tunas atau taruk-taruk hijau yang
ujungnya berdaun yang telah mempunyai diameter 1-1,5 cm dan daun-daun pada
karangan daun diujung telah berwarna hijau dan masih lemah. Untuk memproleh
taruk-taruk hijau pohon batang atas atau pohon entres dipangkas beberapa cm
diatas karangan mata, karena pemangkasan tersebut akan tumbuh sejumlah
tunas-tunas dari karangan mata yang dibiarkan tumbuh hingga 5-6minggu.
Tunas-tunas ini segera dipanen sebagai kayu okulasi hijau.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan okulasi
Ada sejumlah faktor yang
mempengaruhi keberhasilan okulasi yaitu:
b. Pemilihan entres atau kayu okulasi
dengan mata tunas yang masih dorman
c. Keadaan iklim pada musim kemarau
tanaman karet mengalami gugur daun, kurang baik untuk pengokulasian karena
adanya gangguan visiologis. Yang baik adalah pada awal dan akhir musim
penghujan, pada musim hujan juga tidak baik, air hujan dapat meresap pada luka
okulasi yang dapat mengakibatkan busuk. Kelembaban tinggi baik untuk
perkembangan jasad renik pada sisa-sisa latex dari luka okulasi, ini dapat
dapat menyebabkan kegagalan pengokulasian.
buat temen2 yang mo sharing monggo...
BalasHapus